Dalam peristiwa itu Roy Silaban (40) dan Monang Hutabarat (49) tewas. Nama terakhir merupakan Ketua Ranting Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kampung Durian.
Monang sendiri tewas dengan cara yang cukup menyedihkan.
Dia mengembuskan napas terakhirnya usai dihabisi pakai balok kayu oleh pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
Di beberapa titik jalan bahkan dibuat mencekam akibat dari dua kubu organisasi yang masing-masing sudah menyimpan dendam permusuhan yakni Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Pancasila (PP).
Terlihat dalam video sekelompok massa sedang mengejar beberapa orang yang mengendarai kendaran bermotor di Jalan Pandu Medan.
Saat itu juga mereka langsung kucar-kacir tidak sempat menyelamatkan kendaraannya.
Sepeda motor yang tergeletak di tengah jalan langsung hendak dibakar, "ayo bakar-bakar aja," teriak suara di dalam rekaman itu.
Memasuki Jalan Asia dan Jalan Pandu tepatnya dekat rel kereta api, seorang yang tidak sempat melarikan diri langsung menjadi bulan-bulanan dihajar massa yang beringas.
Dia tergeletak dan tak mampu lagi berdiri.
Tak ada satu pun warga sekitar yang berani menghentikan aksi brutal yang menjurus keras itu.
Belakangan pria itu diketahui merupakan Monang.
Seorang yang memakai pakaian loreng-loreng warna orange mengambil kesempatan itu.
Balok kayu yang tergeletak di jalan langsung disambarnya dan diayunkan ke wajah Monang.
Pengeroyokan baru berhenti setelah seorang ibu memberanikan diri meneriaki agar berhenti.
"Jangan, jangan. Tolong," teriak suara seorang perempuan.
Namun sayangnya nyawa Monang tidak tertolong lagi.
Tindakan ini lah yang membuatnya langsung meregang nyawa.
Dia menjadi korban bentrokan antara kedua kubu OKP di Medan.
Sementara itu korban lainnya yang diketahui bernama Roy Silaban (40) warga Tuntungan.
Jenazahnya dibawa keluarga dari RS Mitra Sejati sekitar pukul 20.15 WIB.
Pamit Istri
Almarhum Monang Hutabarat, korban jiwa bentrok antar ormas yang terjadi sehari lalu, meninggalkan lima orang anak dan satu isteri.
"Ada lima anak almarhum, tiga perempuan dan dua laki-laki," ujar seorang keponakan almarhum yang menolak dituliskan namanya, Minggu (31/1/2016).
Dari keterangan yang diberikan keponakan almarhum tersebut, diketahui bahwa almarhum Monang memiliki anak perempuan sulung berusia 22 tahun dari isteri pertama.
Sedangkan anak yang paling kecil masih berusia sekitar tiga tahun.
"Yang paling besar anaknya perempuan, sekitar 22 sampai 23 tahun, itu dari isteri yang pertama. Sedangkan yang paling kecil masih berusia sekitar 3 tahun," ujar lelaki tersebut saat dijumpai di rumah duka Jalan Gaharu Lorong 1.
Sementara itu, selaku isteri almarhum, Ros, belum dapat dimintai keterangannya.
Pantauan www.tribun-medan.com, Ros masih dalam keadaan berkabung ditemani oleh keluarga dan kerabat.
Diberitahukan sebelumnya, bentrokan antarormas terjadi pada Sabtu (30/1/2016) kemarin.
Akibat bentrokan tersebut, beberapa orang dilaporkan terluka dan meninggal dunia. (tn)
[NBCIndonesia.com]